NABI MUSA MENYEBERANGI LAUT MERAH
(Kitab Taurat Surat Keluaran 13:17-22 dan 14:1-29)
"Apa yang tidak mungkin bagi manusia, mungkin bagi Allah." Kitab Injil Surat Lukas 18:27
Setelah Firaun mengizinkan bangsa itu pergi, Allah tidak memimpin mereka melalui jalan ke negeri orang Filistin meskipun itu adalah jalan terdekat karena Allah berfirman, “Jangan-jangan bangsa ini menyesal apabila mereka menghadapi peperangan, lalu kembali ke Mesir.” Jadi, Allah membawa bangsa itu berputar melalui jalan padang belantara, yaitu jalan menuju Laut Merah. Bani Israil keluar dari Tanah Mesir dengan bersenjata lengkap.
*Musa membawa tulang-tulang Yusuf karena Yusuf telah meminta bani Israil sungguh-sungguh bersumpah, katanya, “Allah pasti akan memperhatikan kamu. Pada waktu itu kamu harus membawa tulang-tulangku dari sini.” Mereka berangkat dari Sukot, lalu berkemah di Etam, di tepi padang belantara. ALLAH hadir di depan mereka. Pada siang hari Ia memimpin mereka di perjalanan dalam tiang awan, dan pada malam hari Ia menerangi mereka dalam tiang api sehingga mereka dapat berjalan, baik siang maupun malam. Pada siang hari tiang awan tidak beranjak dari depan bangsa itu, demikian pula tiang api pada malam hari.
ALLAH berfirman kepada Musa, “Suruhlah bani Israil berbalik dan berkemah di hadapan Pi-Hahirot, di antara Migdol dengan laut. Mereka harus berkemah di tepi laut, di hadapan Baal-Zefon. Firaun akan berkata, ‘Tentu bani Israil sudah tersesat di negeri ini. Padang belantara mengurung mereka.’ Aku akan mengeraskan hati Firaun sehingga ia mengejar mereka. Aku akan dipermuliakan atas Firaun dan seluruh pasukannya sehingga orang Mesir tahu bahwa Akulah ALLAH.” Maka, orang Israil pun melaksanakan hal itu.
Ketika dikabarkan kepada raja Mesir bahwa bangsa itu sudah lari, maka berubahlah pikiran Firaun dan pegawai-pegawainya terhadap bangsa itu. Mereka berkata, “Apa yang telah kita lakukan ini? Kita melepaskan orang Israil dari perhambaan kita!” Lalu, ia mempersiapkan keretanya dan membawa serta pasukannya. Dibawanya enam ratus kereta pilihan serta semua kereta yang ada di Mesir, lengkap dengan para perwira yang mengepalai semuanya. ALLAH mengeraskan hati Firaun, raja Mesir, sehingga ia mengejar bani Israil. Sementara itu, bani Israil bergerak dengan semangat yang tinggi.
Orang Mesir mengejar mereka dengan semua kuda dan kereta Firaun, dengan orang-orang berkuda dan dengan pasukannya. Mereka hendak menyusul bani Israil yang sedang berkemah di tepi laut, dekat Pi-Hahirot, berhadapan dengan Baal-Zefon. Ketika Firaun sudah dekat dan bani Israil melayangkan pandangnya, tampak orang Mesir bergerak menyusul mereka. Maka, bani Israil menjadi sangat ketakutan, lalu mereka berseru kepada ALLAH. Kata mereka kepada Musa, “Apakah karena tidak ada kuburan di Mesir, maka engkau membawa kami pergi untuk mati di padang belantara ini? Apa yang kaulakukan ini terhadap kami dengan membawa kami keluar dari Mesir? Bukankah di Mesir telah kami katakan kepadamu, ‘Jangan ganggu kami, biarlah kami menghamba kepada orang Mesir’? Lebih baik kami menghamba kepada orang Mesir daripada mati di padang belantara ini.”
Lalu, kata Musa kepada bangsa itu, “Jangan takut. Tetaplah berdiri dan lihatlah keselamatan dari ALLAH yang akan diberikan-Nya kepadamu pada hari ini karena orang Mesir yang kamu lihat hari ini tidak akan kamu lihat lagi sampai selama-lamanya. ALLAH akan berperang untuk kamu, dan kamu akan diam saja.”y
Firman ALLAH kepada Musa, “Mengapa engkau berseru kepada-Ku? Suruhlah bani Israil berangkat. Kemudian, engkau, angkatlah tongkatmu, ulurkanlah tanganmu ke atas laut dan belahlah airnya sehingga bani Israil dapat berjalan di tengah-tengah laut, di tempat yang kering. Sementara Aku, Aku akan mengeraskan hati orang Mesir sehingga mereka akan bergerak mengikuti bani Israil. Aku akan dipermuliakan atas Firaun dan seluruh pasukannya, atas keretanya dan orang-orang berkudanya. Orang Mesir akan mengetahui bahwa Akulah ALLAH pada waktu Aku dipermuliakan atas Firaun, keretanya, dan pasukan berkudanya.” Kemudian, Malaikat Allah, yang sebelumnya berjalan di depan pasukan Israil, pindah ke belakang mereka. Tiang awan itu bergerak dari depan mereka, lalu berdiri di belakang mereka, di antara pasukan Mesir dan pasukan Israil. Awan itu menimbulkan kegelapan di satu sisi dan terang di sisi yang lain pada malam hari sehingga pasukan yang satu tidak dapat menghampiri pasukan yang lain semalam-malaman itu.
Kemudian, Musa mengulurkan tangannya ke atas laut, dan ALLAH menguakkan laut dengan angin timur yang keras semalam-malaman itu, membuat dasar laut menjadi tanah yang kering. Air pun terbelah. *Lalu, masuklah bani Israil ke tengah-tengah laut dengan berjalan di tanah yang kering sementara air itu menjadi seperti tembok di sebelah kanan dan kiri mereka. Orang Mesir mengejar dan mengikuti mereka ke tengah-tengah laut—semua kuda Firaun, keretanya, dan pasukan berkudanya. Menjelang pagi, ALLAH menatap pasukan orang Mesir dari dalam tiang api dan awan, lalu mengacaukan pasukan orang Mesir itu. Ia melepaskan roda-roda kereta mereka sehingga berat untuk dikemudikan. Kata orang Mesir, “Mari kita lari dari orang Israil karena memang ALLAH yang berperang untuk mereka melawan Mesir.” Firman ALLAH kepada Musa, “Ulurkanlah tanganmu ke atas laut supaya air berbalik melanda orang Mesir, keretanya, dan pasukan berkudanya.” Musa pun mengulurkan tangannya ke atas laut, lalu pada waktu fajar terbit berbaliklah air laut ke tempatnya seperti sediakala sementara orang Mesir berlari ke arah air itu. Demikianlah ALLAH menghempaskan orang Mesir di tengah-tengah laut. Air itu berbalik, lalu menutupi kereta dan pasukan berkuda, yaitu seluruh pasukan Firaun yang mengikuti bani Israil masuk ke laut. Tidak seorang pun luput dari antara mereka. Sebaliknya, bani Israil berjalan di tanah yang kering di tengah-tengah laut, dan air itu menjadi seperti tembok di sebelah kanan dan kiri mereka. Demikianlah ALLAH menyelamatkan orang Israil pada hari itu dari tangan orang Mesir. Orang Israil melihat orang Mesir mati terdampar di pantai laut. Ketika orang Israil melihat betapa besarnya kuasa yang ditunjukkan ALLAH terhadap orang Mesir, maka bertakwalah bangsa itu kepada ALLAH. Mereka pun percaya kepada ALLAH dan kepada Musa, hamba-Nya.
• Dari kisah di atas, bagian mana yang paling berkesan bagi Anda?
• Hidayah apakah yang dapat Anda ambil dan lakukan dalam kehidupan Anda sehari-hari?
• Kepada siapa Anda ingin membagikan kisah ini??