Hari ke-24: Sudut Pandang yang Kekal

Bagaimana cara saya tetap fokus pada hal-hal yang kekal dan terpenting?


Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami. 2 Korintus 4:17

Sulit untuk kita memikirkan tentang kekekalan, baik jika kita sedang belajar untuk ujian, mengganti popok bayi, maupun melakukan kontrak bisnis. Sering kali, fokus kita adalah untuk melakukan hal selanjutnya. Tetapi, Kitab Suci mengingatkan kita: "Ia (Allah) pun menaruh kekekalan dalam hati mereka" (Pengkhotbah 3:11). Sesuatu di dalam diri kita menyerukan untuk memahami hal-hal yang kekal dan paling penting. Kitab Suci adalah panduan kita yang dapat diandalkan untuk memahami kekekalan, meyakinkan orang yang percaya dalam Al-Masih bahwa janji akan kehidupan kekal itu pasti seperti kenyataan hidup ini. Rasul Paulus memahami bahwa kita dirancang untuk menerima kekekalan: "Tetapi kita adalah warga surga. Dari sanalah akan datang Penyelamat yang kita nantikan, yaitu Isa Al-Masih, Junjungan kita Yang Ilahi. Dialah yang akan mengubah tubuh kita yang lemah ini menjadi serupa dengan tubuh-Nya yang mulia. Hal itu dilakukan-Nya dengan kuasa-Nya yang dapat menaklukkan segala sesuatu" (Filipi 3:20-21). Apakah sudut pandang seperti itu memengaruhi hidup kita di bumi? Tentu saja! Rasa percaya diri dalam tujuan-tujuan utama Allah menciptakan harapan sejati, memberikan kita stamina untuk terus berusaha, apa pun cobaannya. Jika dibandingkan dengan kekekalan, kehidupan sehari-hari kita hanyalah sesaat dan cepat hilang. Kita dapat mengatakan, bersama Rasul Paulus, "karena aku tahu siapa yang kupercayai, dan aku yakin bahwa Ia berkuasa menjaga apa yang diamanatkan kepadaku hingga pada hari Tuhan" (2 Timotius 1:12).