Pelajaran 2: Anak yang Hilang

Hubungan kita dengan Allah bersifat permanen, tetapi persekutuan kita dapat berubah. Untuk memulihkan persekutuan, kita harus mengakui dosa-dosa kita dan berbalik kepada Allah.


Membaca Firman Tuhan

Bacalah bagian Kitab Suci berikut, dan minta Roh Kudus menolong Anda memahami maknanya. Pada awal pasal ini pemungut cukai dan orang berdosa telah mendengarkan dan menanggapi ajaran Isa Al-Masih. Orang-orang Farisi yang merasa diri benar dan ahli Taurat tidak menyukai Isa Al-Masih yang bergaul dengan orang-orang berdosa.

Jadi Isa Al-Masih menceritakan tiga kisah: (1) domba yang hilang - di mana gembala meninggalkan 99 domba, mencari dan menemukan domba yang hilang dan bersukacita; (2) koin yang hilang - di mana seorang wanita kehilangan koin, mencarinya, menemukan dan bersukacita dengan teman-temannya ketika menemukan itu; (3) cerita ketiga adalah cerita yang akan kita bahas, anak yang hilang.

Isa Al-Masih berkata lagi: "Ada seorang mempunyai dua anak laki-laki. Kata yang bungsu kepada ayahnya: Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta milik kita yang menjadi hakku. Lalu ayahnya membagi-bagikan harta kekayaan itu di antara mereka.

Beberapa hari kemudian anak bungsu itu menjual seluruh bagiannya itu lalu pergi ke negeri yang jauh. Di sana ia memboroskan harta miliknya itu dengan hidup berfoya-foya. Setelah dihabiskannya semuanya, timbullah bencana kelaparan di dalam negeri itu dan iapun mulai melarat. Lalu ia pergi dan bekerja pada seorang majikan di negeri itu. Orang itu menyuruhnya ke ladang untuk menjaga babinya.

Lalu ia ingin mengisi perutnya dengan ampas yang menjadi makanan babi itu, tetapi tidak seorangpun yang memberikannya kepadanya.

Lalu ia menyadari keadaannya, katanya: Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan.. Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa. Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya.

Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia.

Kata anak itu kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa.

Tetapi ayah itu berkata kepada hamba-hambanya: Lekaslah bawa ke mari jubah yang terbaik, pakaikanlah itu kepadanya dan kenakanlah cincin pada jarinya dan sepatu pada kakinya. Dan ambillah anak lembu tambun itu, sembelihlah dia dan marilah kita makan dan bersukacita. Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali. Maka mulailah mereka bersukaria. (Injil Lukas 15:11-24)

Apa yang Anda temukan?

1. Dalam cerita ini, apa yang anak bungsu itu minta dari ayahnya?

2. Mengapa anak bungsu memutuskan untuk pulang?

3. Mengapa sang ayah menyambut si bungsu?

4. Apa yang harus kita lakukan setiap kali kita berbuat dosa atau berpaling dari Allah?

5. Apakah Anda memiliki pertanyaan tentang bagian ini?

Tuliskan pertanyaan Anda di sini

Aplikasi

Apa yang akan Anda lakukan setelah membaca bagian Firman Tuhan? Berikut ini adalah beberapa kemungkinan yang dapat Anda pertimbangkan untuk dilakukan.

Saya akan meminta pengampunan dari Tuhan karena dosa-dosa yang telah saya lakukan dalam minggu terakhir ini.

Saya akan berterima kasih kepada Tuhan setiap hari bahwa Dia tetap mengasihi saya bahkan ketika saya berdosa.

Rangkuman

Kita melihat dalam cerita ini kesediaan Bapa surgawi kita untuk mengampuni dosa-dosa kita karena kita adalah anak-anak-Nya.

Ketika kita berdosa, itu tidak akan mengubah fakta bahwa kita adalah anak-anak Allah, tetapi dosa memang memiliki konsekuensinya (seperti yang dialami anak bungsu) dan hal itu akan mempengaruhi persekutuan kita dengan Allah. Itu sebabnya Dia menanti pertobatan dan pengakuan kita.

Surat 1 Yohanes 1: 9 meyakinkan kita, "Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan."

Kita harus segera mengakui dosa ketika kita menyadarinya. Hal ini akan menghindari semua penderitaan seperti yang dialami anak bungsu dalam cerita tadi.

Doa

Dalam doa bersyukurlah kepada Allah atas kesediaan-Nya untuk mengampuni kita, berdasarkan kematian Isa Al-Masih, dan sukacita-Nya karena pertobatan dan pengakuan kita. Bersyukur kepada Allah karena Ia bersukacita saat kita kembali memiliki persekutuan dengan-Nya.

Pelajaran 3: Pokok Anggur dan Ranting