Hari ke-11: Mengasihi Orang Lain

Apakah mungkin untuk mengasihi orang lain?


Kiranya Tuhan menambahkan dan memperbesar kasihmu seorang akan yang lain, juga akan semua orang, seperti kasih kami terhadap kamu. 1 Tesalonika 3:12

Hukum kedua Allah adalah, "Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri" (Matius 22:39). (Hukum yang pertama adalah untuk mengasihi Allah --dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.) Saya merasa bahwa mengasihi orang lain akan menjadi tugas yang sulit, terutama saat "orang lain" itu memperlakukan saya dengan tidak baik—misalnya, orang-orang yang saya pinjami uang dan tidak satu pun dari mereka membayar pinjaman itu atau mencoba mencicil pinjaman itu. Anda mungkin menghadapi situasi yang jauh lebih sulit, misalnya pasangan pernikahan yang tidak setia atau orang tua yang suka menyiksa. Mengasihi orang-orang seperti itu kelihatannya tidak mungkin. Ada dua kunci agar kita berhasil mengasihi orang lain. Pertama, mengasihi orang lain adalah suatu keharusan, bukan pilihan. Kita mungkin tidak ingin mengasihi seseorang yang telah menghina kita. Tetapi, Allah mengharuskan kita untuk memutuskan untuk mengampuni dan mengasihi orang itu, apa pun penghinaan mereka. Menurut pengalaman saya, perasaan kita nantinya akan mengikuti. Tetapi, titik awalnya selalu berupa suatu keputusan—untuk mengampuni dan mengasihi. Kedua, kita hanya dapat mengasihi orang lain menurut kasih Allah kepada dan melalui kita. Bayangkan kasih-nya sebagai sungai yang airnya tak henti-hentinya mengalir kepada kita dan melalui kita menuju orang lain. Dialah sumbernya. Kita adalah saluran airnya. Orang-orang yang kita temui adalah penerimanya—yang sangat mungkin merasakan kasih yang belum pernah mereka rasakan sebelumnya. Mengasihi orang lain adalah hak istimewa dan kewajiban yang berasal langsung dari hati Allah.